Beranda Berita Pilihan Kasus Bunuh Diri di Minahasa Meningkat, Begini Penjelasan Psikolog Hanna Monareh

Kasus Bunuh Diri di Minahasa Meningkat, Begini Penjelasan Psikolog Hanna Monareh

363
0
Ilustrasi.(ist)

Minahasa, PALAKAT.id – Dalam sepekan terakhir, kasus bunuh diri dengan cara gantung diri telah terjadi sebanyak tiga kali di Kabupaten Minahasa.

Menurut psikolog klinis Hanna Monareh, meningkatnya kasus bunuh diri berhubungan erat dengan aspek psikologis dan cara pengambilan keputusan individu terhadap masalah atau tekanan (stressor) yang dihadapinya.

“Ada beragam faktor yang memicu individu melakukan perilaku bunuh diri, mulai dari masalah keluarga, ekonomi, beban pekerjaan, sosial, penyakit yang diderita sampai riwayat gangguan mental, dan lainnya,” kata Hanna, saat dihubungi palakat.id, Selasa (27/8/2024) via WhatsApp.

Dirinya menjelaskan, individu yang memiliki kepribadian cenderung tertutup, lebih menyimpan pendapatnya, kurang mampu mengekspresikan emosinya dengan terarah, mulai menarik diri dari sekitar.

“Ada pula yang mulai membicarakan bunuh diri, keinginan untuk mati, perasaan ketidakberdayaan atau meaningless, merasa bahwa hidupnya tidak berharga lagi,” jelasnya.

Baca juga: Dalam Sepekan Tiga Kasus Gantung Diri Terjadi di Minahasa

Pendiri Komunitas Cegah Bunuh Diri (KCBD) ini juga menerangkan pengalamannya menangani kasus percobaan bundir, individu kesulitan menghadapi tekanan-tekanan yang ada, kemampuan mengelolah stres yang kurang baik, sehingaa mengalami depresi, gangguan bipolar, PTSD, skizofrenia, hingga borderline personality disorder.

“Depresi sebagai penyebab yang sering muncul keinginan bunuh diri. Bahkan depresi berat, individu cenderung nekat mengakhiri hidupnya. Individu yang terlihat seperti tidak ada masalah, terlihat bahagia oleh sekitarnya yang sebenarnya dia pun sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya,” terang Hanna.

Hanna juga juga berpesan, buat semua yang lagi berjuang dengan kesehatan mentalnya, ingatkan diri bahwa kamu tidak sendiri, kamu berharga. Carilah orang yang dipercaya untuk berbagi. Hubungi tenaga profesional untuk mendapatkan layanan kesehatan mental seperti Psikolog Klinis.

“Dan buat masyarakat mari berempati akan lebih baik. Tidak mudah individu berjuang dengan kesehatan mentalnya. Kita pun dapat menjadi support system terdekat untuk memberikan dukungan positif. Cara sederhana yang dapat dilakukan, jadilah teman atau orang untuk mereka berbagi cerita tanpa menghakimi keberadaannya,” pungkas Hanna.(pid)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini