Minahasa, PALAKAT.id – Warga Minahasa digegerkan dengan kasus bunuh diri yang terjadi secara berentetan dalam sepekan terakhir.
Kejadian bunuh diri pertama terjadi di Desa Tumaratas Dua, Jaga 8, Kecamatan Langowan Barat, Jumat (23/8/2024), di mana masyarakat sekitar digemparkan dengan penemuan mayat seorang pensiunan PNS, RS (75) yang ditemukan tewas tergantung di rumah kebunnya.
Korban ditemukan oleh anak perempuannya, PMS (19), yang segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang.
Mayat ditemukan dalam posisi tergantung menggunakan tali nilon berukuran 4 mm yang diikat pada bumbungan rumah berbahan bambu.
Bumbungan rumah tersebut memiliki jarak sekitar tiga meter dari lantai, dan tali yang digunakan menggantung korban memiliki panjang sekitar 1,5 meter dari bumbungan hingga leher korban. Kejadian ini berlangsung di perkebunan Walore, tepatnya di dalam rumah milik korban sendiri.
Menurut keterangan dari istri korban, FMW, suaminya berpamitan untuk pergi ke kebun pada pukul 07.30 WITA untuk mengambil pisang. Namun, setelah ditunggu beberapa jam, RS tidak kunjung pulang. Merasa khawatir, FMW meminta anaknya, PMS, untuk menyusul ayahnya ke kebun.
Setibanya di lokasi, PMS menemukan sang ayah sudah tergantung di dalam rumah kebun tersebut. Kejadian tragis ini sontak membuat keluarga dan warga sekitar terkejut dan berduka.
Pemeriksaan awal oleh pihak kepolisian dan INAFIS Polres Minahasa mengungkapkan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Korban diketahui mengeluarkan urin dan kotoran dari dubur, lidah tergigit, serta tangan terkepal. Pihak keluarga menerima kematian korban sebagai murni gantung diri dan telah menandatangani berita acara penolakan otopsi.
Polisi segera melakukan langkah-langkah penanganan di lokasi kejadian, termasuk mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), mengidentifikasi jenazah dan saksi, serta menghubungi INAFIS Polres Minahasa untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kasus gantung diri kedua terjadi di rumah kos, di kelurahan Tataaran Patar, Tondano Selatan, Sabtu (24/8/2024), sekira pukul 17.00 wita, ditemukan seorang mahasiswa bernama GADE.
Korban yang berusia 24 tahun, berasal dari Desa Otam, Kecamatan Pasi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, ditemukan tergantung dengan menggunakan kabel di sudut kamar kostnya.
Berdasarkan keterangan saksi, FM, 26 tahun, seorang mahasiswa yang juga tinggal di kost tersebut, menjelaskan bahwa pada hari Sabtu (24/8/2024) sekitar pukul 10.00 wita, ia meninggalkan kost untuk bermain WiFi di tempat kost lamanya, sementara korban masih tidur.
Ketika FM kembali sekitar pukul 17.00 wita, ia mendapati GADE sudah dalam keadaan tergantung. Saksi berusaha menolong, namun tubuh GADE sudah dingin dan tidak bergerak. FM segera menghubungi orang tua korban dan meminta bantuan teman-teman kost lainnya untuk melapor kepada pihak kepolisian dan pemerintah setempat.
Menurut FM, pada malam sebelumnya, GADE terlihat mabuk setelah pulang dari kampus. Meskipun begitu, FM menyatakan bahwa korban tidak memiliki masalah di kampus atau dengan keluarganya.
Namun, FM juga mengungkapkan bahwa beberapa bulan sebelumnya, GADE pernah mencoba bunuh diri dengan cara tidak makan dan minum selama beberapa hari setelah putus cinta.
Berdasarkan pemeriksaan tim INAFIS, ditemukan bahwa mata korban dalam keadaan melotot, lidah tergigit, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Pada kemaluan korban ditemukan cairan urin, dan dari anus keluar abses. Hasil pemeriksaan mengindikasikan bahwa korban murni meninggal karena gantung diri.
Polisi telah melakukan serangkaian tindakan, termasuk mendatangi dan mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP), membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Tondano untuk pemeriksaan lebih lanjut, menghubungi pihak keluarga korban, mencari keterangan saksi-saksi lain, dan menunggu kedatangan keluarga korban.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan tidak adanya faktor lain yang menyebabkan kematian korban. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan memberikan ruang bagi keluarga korban untuk berkabung.
Kemudian yang ketiga, kasus gantung diri terjadi di Kelurahan Wawalintouan, Tondano Barat, warga dikejutkan dengan penemuan seorang pria yang tewas tergantung di ruang belakang lantai 3 bangunan toko ponsel Harapan Cell, Minggu (25/8/2024) pagi sekitar pukul 10.45 wita. Korban diketahui berinisial AH, berusia 40 tahun, yang bekerja sebagai karyawan toko tersebut.
AH ditemukan dalam keadaan tergantung menggunakan tali rafia berwarna biru yang diikat pada reng baja ringan di atap rumah, dengan jarak antara baja ringan dan lantai sekitar 6 meter. Tali tersebut melilit leher korban dengan jarak dari bumbungan hingga leher sekitar 1,5 meter. Saat ditemukan, korban hanya mengenakan sarung tanpa pakaian.
Menurut keterangan saksi, CY (27), yang juga merupakan karyawan dan tinggal bersama korban di dalam toko, kejadian bermula ketika saksi membuka toko sekitar pukul 10.15 wita. Pada saat itu, anak pemilik toko, CT, datang dan naik ke lantai atas sambil memanggil korban, namun tidak ada jawaban. CY kemudian naik ke lantai 3 untuk mencari korban dan mendapati AH sudah dalam keadaan tergantung di atas pintu ruang jemuran. Ia segera memberitahu CT untuk mengabarkan kejadian tersebut kepada keluarga korban.
Saksi lain, AI (67), seorang pekerja swasta yang juga merupakan saudara korban, mengaku bahwa sekitar pukul 10.00 wita ia sempat melihat toko masih tertutup saat melewati tempat kejadian. Tak lama setelah itu, CT datang memberitahunya bahwa AH telah gantung diri. AI yang telah bekerja menjaga toko tersebut selama 4 tahun menjelaskan bahwa AH juga telah bekerja di toko itu selama sekitar 4 tahun.
Kepolisian setempat segera mendatangi dan mengamankan tempat kejadian perkara (TKP). Bersama tim Inafis, polisi menurunkan jenazah korban. Selanjutnya, pihak kepolisian berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan membuat surat pernyataan serta berita acara penolakan otopsi dari pihak keluarga.
Hasil identifikasi awal menyebutkan bahwa korban ditemukan dalam keadaan tergantung dengan menggunakan tali nilon. Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, namun terdapat lebam pada kedua kaki yang masih bisa hilang saat ditekan. Kekakuan mayat belum terjadi, sehingga diperkirakan korban meninggal sekitar satu jam sebelum ditemukan. Tanda-tanda lain seperti mata melotot, lidah tergigit, keluarnya cairan urin, dan abses dari anus juga ditemukan pada tubuh korban.
Terkait dengan adanya tiga kasus gantung diri ini, Kapolres Minahasa, AKBP S. Sophian, mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar mereka.
“Jangan biarkan seseorang di sekitar kita merasa sendirian. Terkadang, sebuah sapaan sederhana atau perhatian kecil bisa menjadi pembuka jalan untuk menyelamatkan nyawa,” tegasnya. Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif dan latar belakang dari kejadian tragis ini.(pid)