Manado, PALAKAT.id – Berkaitan dengan beberapa pemberitaan yang dimuat media waktu lalu yang menyebutkan soal dugaan penyelewengan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta dugaan nepotisme yang terjadi di lingkup SMA Negeri 8 Manado, Pratiwi Senduk, Ketua Panitia bulan bahasa tahun 2021 angkat bicara dan menjelaskan terkait kegiatan yang dibuatnya waktu itu, melalui via Whatsapp, Kamis, (24/8/2023).
Senduk mengungkapkan, proposal tersebut berangkat dari ide-ide kreatif yang muncul. Usulannya, langsung ditawarkan ke Kepala Sekolah (Kepsek) yang kebetulan waktu itu ada penyampaian kepada guru-guru yang berminat membuat kegiatan supaya memasukan proposal.
“Waktu itu, kita kase usulan ke Kepala Sekolah secara lisan dia langsung menerima. Secara umum kita membuat draft proposal yang di dalamnya, diuraikan soal konsep kegiatan dan penganggarannya. Waktu itu ada rapat program sekolah bersama Kepala Sekolah yang turut dihadiri oleh wakil-wakil kepala sekolah dan tim BOS. Di hadapan mereka, via online, kita menawarkan konsep kegiatan ini karena kebetulan kita sudah berada di luar daerah. Dari hasil rapat tersebut, disetujui. Kita juga meminta ke Kepsek untuk kegiatannya, saya yang menjadi ketua panitia karena memang sebelumnya belum ada kegiatan serupa dan waktu itu kita berpikir banyak yang belum paham soal acara seperti ini. Dari situ, kita membuat kepanitiaan dan melibatkan beberapa siswa dan guru-guru yang berkompeten dibagiannya. Kita juga melibatkan tim BOS dibagian bendahara karena penting juga untuk pengelolaan keuangan dilakukan oleh mereka yang sudah paham soal juknis tentang pengelolaan dana BOS. Kami juga bekerja sama dengan komunitas Marijo Belajar,” ungkap Pratiwi.
Lebih lanjut, sementara kegiatan berjalan, memang ada beberapa oknum yang nampaknya ingin merusak jalannya perhelatan ini.
Bahkan sampai terdengar isu bahwa dirinya yang masih berstatus guru honor tetapi kemudian menjadi ketua panitia dalam kegiatan.
Tambahnya, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pun dilaporkan secara terbuka.
“Waktu pemaparan Laporan Pertanggungjawaban, kita membuat ini secara terbuka dan kita buat itu pertemuan lewat google meet yang linknya sudah dibagikan sebelumnya. Dihadapan Kepsek dan 3 wakilnya yang hadir kita memaparkan laporan hasil kegiatan. Kemudian, laporan tersebut juga dibagikan di group WA guru-guru dan mempersilahkan untuk mengkritisi terkait laporan ini selama satu minggu. Dari rentang waktu satu minggu itu pun tidak ada yang merespon bahkan mengkritisi hasil laporan kami,” tambah alumni mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado (Unima).
Soal pihak keluarga yang terlibat mengambil proyek-proyek pekerjaan di sekolah, dia langsung membantah pernyataan tersebut dan membeberkan, justru keluarganya yang memberikan bantuan di sekolah.
“Terkait pak Rudi, itu juga yang mendapat isu memegang proyek-proyek di sekolah padahal beliau membantu memang murni kerena Kepsek kebetulan adalah istrinya. Ada beberapa bantuan yang diberikan baik ide dan lain-lain. Tetapi juga banyak terlibat untuk bantuan dana. Misalnya, kegiatan lintas agama tahun 2021. Kegiatan yang dijalankan waktu itu tidak memiliki dana dan kebetulan juga dana BOS di sekolah belum cair. Kita juga mengajak siswa-siswa katholik dan Seminari Pineleng untuk ikut ba bantu. Pas sementara persiapan kegiatan, kebetulan berdiskusi dengan pak Rudi. Setelah diketahui soal kegiatan kami tidak memiliki dana, beliau langsung memberikan bantuan dana sebesar 5 juta rupiah. Dari pihak sekolah katu waktu itu memang nyanda mengeluarkan dana sama sekali. Ada juga waktu kegiatan bulan bahasa, pak Rudi menjadi salah satu narasumber dan kebetululan waktu itu online di sekolah. Selama pemaparan materi, ada beberapa anak-anak sekolah yang membantu. Jadi dari anggaran yang disediakan kepadanya sebagai pemateri, dia justru mengembalikan uang tersebut dan berujar supaya dana ini diberikan kepada anak-anak yang kebetulan waktu itu membantu dalam kepanitiaan,” jelasnya.
Beberapa siswa alumni SMA N 8 Manado yang terlibat di perhelatan yang berskala nasional juga turut memberikan komentar untuk kegiatan bulan bahasa tersebut berjalan dengan baik.
Ada juga beberapa kegiatan untuk menopang ekstrakurikuler sekolah, Kepsek menyebutkan supaya memasukan proposal yang acuannya memang sesuai dengan petunjuk dan teknis.
“Kita pernah terlibat di perfilman dan sanggar. Jika memang kami memerlukan bantuan di sekolah, biasanya kami diwajibkan untuk memasukan proposal. Tetapi torang juga kan nyanda beking proposal. Kalu sekarang yang kegiatan perfilman dorang menerima bantuan karena memasukan proposal juga makanya ada beberapa kebutuhan di bidang perfilman so ada. Selama di Ekskul, torang juga nda pernah dapa bantuan dari pihak luar, biasanya kami buat kegiatan dan mencari dana,” sebut Glerio Adrian siswa lulusan tahun 2022.
“Saya mengikuti lomba FLS2N tahun 2020 dan 2021 di bidang monolog, lomba baca puisi, olimpiade sains nasional di bidang biologi. Dimasa itu kita ketua sanggar, transparansi anggaran itu sedikit lebih terbuka dibandingkan dengan anggota yang lain di sanggar kami. Ada beberapa kegiatan yang didanai oleh sekolah contohnya, kegiatan FLS2N itu dua tahun berturut-turut saya di danai dan diberi fasilitas dan masih ada beberapa kegiatan lainya dibantu oleh sekolah,” tutup Alimah siswa angkatan tahun 2020.(nli)