Minsel, PALAKAT.id – Di peringatan Hari Kartini kali ini, menjadi sejarah baru bagi organisasi Lalang Rondor Malesung (Laroma). Pasalnya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat didampingi tim Balai Nasional Pelestarian Budaya (BNPB) Sulawesi Utara (Sulut), menyambangi Wale Paliusan Laroma yang berpusat di Tondei Dua, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Kamis (21/04/2022).
Kunjungan pertama ini terkait peninjauan terhadap keberadaan penghayat kepercayaan Malesung serta kesiapan acara yang akan digelar nanti.
Terjadi diskusi yang lumayan panjang soal sejarah lahir dan perkembangan ajaran serta sejarah berdirinya Laroma dan tanggapan masyarakat terhadapnya yang beragam.
Dalam penyampaiannya, Sukmono Fajar Turido didampingi Kurniadi menjelaskan bahwa ini sebagai tahapan awal untuk pemetaan organisasi penghayat kepercayaan yang sudah terinventarisasi di kementrian serta persiapan kegiatan yang nanti akan dibuat.
Koordinasi bertujuan untuk melakukan komunikasi dan pemetaan awal terkait dengan data penulisan sesuai dengan kerangka penulisan pada organisasi kepercayaan.
“Organisasi Kepercayaan mencakup: Pemberitahuan kegiatan dan tahapan kegiatan Penulisan Ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, pembahasan pelaksanaan tahapan diskusi terpumpun dan wawancara mendalam dalam rangka pengumpulan data Penulisan Ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, pembahasan tempat dan kebutuhan sarana prasarana serta peserta dalam pelaksanaan diskusi terpumpun dan wawancara mendalam,” jelas mas Fajar sapaan akrabnya.
Lebih jauh, dia menuturkan bahwa ini sebagai tugas dan fungsi dari kementerian yang sejalan dengan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Penulisan Ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu bentuk Inventarisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi salah satu tugas dan fungsi Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.
“Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Penulisan Ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa mendukung tugas Pemajuan Kebudayaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, terutama terhadap Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Obyek Pemajuan Kebudayaan, khususnya terhadap nilai-nilai luhur budaya spiritual bangsa,” tuturnya.
Usai diskusi, tim mendapat kesempatan mengunjungi situs bersejarah Watu Lutau yang tak jauh dari Wale Paliusan.(pid/yan)