Beranda Artikel Menyimak Keunikan Kolintang SMA Negeri 7 Manado: Melestarikan Budaya Dan Nusantara

Menyimak Keunikan Kolintang SMA Negeri 7 Manado: Melestarikan Budaya Dan Nusantara

349
0
Yohanes bersama tim kolintang SMA Negeri 7 Manado.(ist)

Manado, PALAKAT.id – Kolintang merupakan salah satu alat musik tradisional yang kaya akan nilai budaya dan sejarah di Indonesia. Meskipun telah ada sejak zaman dahulu, seni budaya kolintang tetap berkembang dan relevan hingga saat ini, walaupun di tengah arus modernisasi dan teknologi yang semakin canggih.

Pada masa lalu, alat musik ini biasanya digunakan dalam acara-acara adat, upacara tradisonal dan berbagai acara keagamaan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kolintang juga mulai dipopulerkan sebagai seni pertunjukan dan musik yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Banyak grup musik kolintang yang tampil di berbagai acara kebudayaan, festival musik, konser, dan bahkan kompetisi musik tradisional.

SMA Negeri 7 Manado, salah satu sekolah yang memfasilitasi kolintang menjadi sebuah ekstrakulikuler. Tak hanya itu, sekolah juga menyediakan berbagai jenis musik kolintang mulai dari selo hingga melodi. Di sekolah ini, kolintang menjadi sebuah bagian penting dalam kegiatan seni budaya sekolah.

Sejak berdirinya ekstrakulikuler tersebut, SMAN 7 telah membina dan melestarikan budaya tradisional Sulawesi Utara. Para siswa diajarkan cara memainkan kolintang dengan baik, serta belajar mengapresiasi keindahan musik tradisional tersebut.

Setiap tahunnya, kolintang SMAN 7 tampil dalam berbagai acara sekolah maupun acara di luar sekolah. Salah seorang siswa SMA Negeri 7 Manado, Yohanes (14) telah berhasil menjadi perwakilan Indonesia dalam sebuah lomba Kolintang di Australia. Yohanes merupakan siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang musik tradisional, terutama kolintang sejak saat masih SMP.

Lomba kolintang di Australia merupakan kompetisi internasional yang diikuti oleh berbagai negara di dunia. Yohanes mewakili Indonesia dalam lomba tersebut setelah berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dengan penguasaan yang sangat baik dalam bermain alat musik kolintang.

Dengan semangat juang dan dedikasi yang tinggi, Yohanes mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi lomba di Australia. Berbagai latihan dan persiapan dilakukan Yohanes untuk memastikan bahwa ia dapat memberikan penampilan terbaiknya dalam kompetisi tersebut.

Pada hari lomba, Yohanes berhasil menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam bermain kolintang. Dengan kepiawaian dan keahlian yang dimilikinya, Yohanes berhasil menarik perhatian juri dan penonton serta mendapatkan apresiasi yang tinggi atas penampilannya.

Melalui penampilan Yohanes, siswa sekolah dan masyarakat sekitar dapat menikmati keindahan musik kolintang. Suara kolintang sendiri memiliki karakteristik yang unik dan khas. Saat dimainkan, kolintang menghasilkan suara bergetar yang jernih dam cerah, dengan nada yang indah dan melodi yang lembut. Sehingga, mampu membuat sang pendengar merasa takjub dan tenang di waktu yang bersamaan.

“Sebagai seseorang yang memainkan alat musik tersebut, jujur saja, bukan satu dua kali saya merasa terpana dengan harmoni yang dihasilkan oleh kolintang. Ditambah saat kami memainkan kolintang ada tambahan lagu yang biasanya dinyanyikan oleh vocalist kami,” ucap Carlene Parengkuan, seorang siswa yang telah menekuni ekstrakulikuler ini sejak memasuki masa Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tak hanya Carlene, Juditha selaku vocalist juga mengungkapkan hal yang serupa. Menurutnya, suara kolintang yang begitu indah saat disatukan dengan nyanyian yang merdu akan menciptakan suara harmonis yang memukau. Kedua suara tersebut saling melengkapi dan menciptakan keselarasan yang sempurna.

“Paling indah saat diiringi bersamaan dengan alat musik yang lain. Namun, untuk melakukan hal tersebut butuh waktu latihan yang lebih lama dan keseriusan yang cukup besar,” tambah Juditha.

Mengenal Ragam Musik Tradisional Kolintang Dari Kampung Halaman

Kolintang memiliki kekayaan yang sangat beragam dan unik. Alat musik tradisional khas Minahasa ini terbuat dari batang kayu yang ditepuk untuk menghasilkan melodi yang indah dan khas. Di Tengah arus perkembangan zaman yang semakin modern, melestarikan tradisi musik kolintang bukanlah hal yang mudah.

Seventeen, seorang remaja yang berasal dari Talawaan, sebuah desa kecil di Sulawesi Utara. Di desa tersebut, kolintang adalah alat musik tradisional yang sangat popular dan banyak dimainkan oleh masyarakat. Laki-laki yang kerap kali dipanggil Seven ini tumbuh besar dengan cinta dan kecintaan yang mendalam terhadap musik kolintang.

Sejak kecil, Seven sudah tertarik dengan alat musik kolintang dan sering mendengar orang-orang di desanya memainkannya. Ia pun mulai belajar memainkan alat musik tersebut dari seorang guru musik lokal yang juga merupakan tokoh masyarakat di desa Talawaan.

Dengan tekun dan semangat belajar yang tinggi, Seven berhasil menguasai teknik bermain kolintang dengan baik. Ia sering berlatih di rumahnya sendiri dan juga bergabung dengan kelompok kolintang desa untuk mengasah kemampuannya.

Kemampuan Seven dalam memainkan kolintang tidak hanya membuatnya terkenal di desanya, tetapi juga di berbagai acara kesenian dan festival musik tradisional di Sulawesi Utara. Ia sering diundang untuk tampil dan memperkenalkan alat musik kolintang kepada masyarakat luas.

Dengan kecintaannya terhadap musik tradisional dan keinginannya untuk melestarikan budaya lokal, Seven berharap dapat terus memperkenalkan dan mempromosikan alat musik kolintang kepada generasi muda di desa Talawaan dan juga di seluruh Indonesia. Ia ingin agar alat musik tradisional ini tetap eksis dan tidak tergerus oleh perkembangan musik modern.

Sebagai seorang remaja yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi terhadap musik tradisional, Seven merupakan contoh teladan bagi generasi muda lainnya untuk tetap mencintai dan melestarikan budaya lokal mereka. Dengan kolintang, Seven tidak hanya menghibur orang lain, tetapi juga menjadi salah satu pembawa kebanggaan bagi desa Talawaan dan bangsa Indonesia.

Begitulah yang diceritakannya saat diwawancari di sekolah, Rabu (08/05/2024) lalu. Alhasil saat sudah memasuki masa remaja Seven mulai sibuk mengikuti kegiatan kolintang yang di adakan oleh desa.

Selain, menjadi anggota sanggar nyatanya Seven juga mengikuti ekstrakulikuler di Sekolah. Tepatnya di SMA Negeri 7 Manado yang terletak di Jl. Tololiu Supit No.25, Tingkulu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara. Seven berperan sebagai ketua dari ekstrakulikuler kolintang di sekolah.

Peranan Dan Tantangan Dalam Mempertahankan Tradisi Musik Tradisional

Sebagai bagian dari ekstrakulikuler di sekolah, ekskul kolintang memainkan peran penting dalam melestarikan tradisi musik tradisional tersebut. Dalam konteks ini, peranan ketua ekstrakulikuler sangat penting dalam memastikan kelangsungan dan kesuksesan kegiatan tersebut. Namun, di balik prestasi dan karya yang telah dihasilkan, ketua ekstrakulikuler kolintang juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang tak kalah menarik untuk dibahas.

Seventeen Saselah, ketua ekstrakulikuler di SMA Negeri 7 mengungkapkan tantangannya menjadi seorang pemimpin. Selain, sulit mengajak mereka untuk latihan, Seventeen juga mengatakan kesulitannya dalam memotivasi anggota tim untuk tetap aktif, berpartisipasi, dan bersemangat.

Dalam musik tradisional seperti kolintang, keinginan dan motivasi anggota bisa berpengaruh pada kualitas musik yang dihasilkan. Oleh karena itu, ketua perlu memiliki ketrampilan dan motivasi yang baik untuk menginspirasi dan memelihara semangat anggota.

Jika terjadi konflik, pemimpin pun harus siap mengembalikan keadaan dan perlu mampu mengelola konflik dengan bijak dan adil. Sehingga, hubungan antar anggota tetap harmonis dan produktif. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang baik adalah satu tantangan yang perlu dihadapi oleh seorang pemimpin.

Selain tantangan internal dalam mengelola tim, seorang ketua ekstrakurikuler kolintang juga dihadapkan pada tantangan eksternal dari lingkungan sekitar. Hal ini bisa meliputi keterbatasan sarana dan prasarana, minimnya dukungan orang tua, hingga persepsi masyarakat terhadap musik tradisional kolintang. Ketua perlu memiliki keterampilan untuk mengatasi tantangan eksternal tersebut dan tetap mempertahankan ekskul kolintang agar tetap berkembang.

Tanggapan Positif Kepala Sekolah terhadap Ekskul Kolintang: Memasyarakatkan Seni Tradisional dan Mengasah Kreativitas Siswa

Terkait ekstrakulikuler dari kolintang ini menarik perhatian Dr. Willem Hanny Rawung, selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Manado. Ia menghimbau kepada seluruh siswa agar tidak melupakan budaya yang telah dibangun oleh nenek moyang kita dan sebaiknya mengembangkan budaya kita sendiri sebagai orang Minahasa.

“Apalagi punya nilai filosofi yang dihadirkan dari zaman lampau hingga zaman sekarang, nilai-nilai filosofi itu yang justru perlu diketahui oleh siswa. Agar, saat mereka berada di tempat tertentu mereka mampu menjelaskan bahwa Minahasa memiliki budaya yang begitu banyak dan beragam.” ungkap Bapak Hanny.(*)

=====

Penulis: Amelia Injili Treecilya Kindangen
Karya jurnalistik ini merupakan peraih juara 1 FSL2N SMA tingkat kota Manado

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini