Tangerang, PALAKAT.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit.KMA) sukses menggelar kegiatan Workshop Pendalaman Rencana Aksi Pemberdayaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (TYME) dan Masyarakat Adat.
Acara yang dihadiri oleh organisasi Lalang Rondor Malesung (Laroma) dan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) yang diwakili oleh Mineshia Lasawengan dan Melva Kembuan dua wewene Minahasa, diselenggarakan selama tiga hari sejak tanggal 9-12 Mei 2023 di Hotel Aviari, Tangerang.
Direktur Dit.KMA Sjamsul Hadi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada peserta yang hadir baik perwakilan organisasi, perorangan, dan juga perwakilan masyarakat adat.
Dia kemudian menyampaikan bahwa pemerintah tidak henti-hentinya memberikan bantuan kepada para penghayat kepercayaan lewat sumbangan untuk pemajuan organisasi dan pembangunan karakter.
Lebih lanjut, dia memberikan tanggapan terkait kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan eksistensi terhadap warga penghayat dan masyarakat adat sehingga boleh dikenal banyak orang.
Dia juga menyebutkan untuk bantuan lainnya juga bisa diperoleh tidak hanya lewat Kemendibudristek melainkan di beberapa kementerian lain.
“Kegiatan workshop ini untuk pemberdayaan kepada penghayat kepercayaan dan masyarakat adat. Tujuannya ini, meningkatkan pengetahuan. kiranya eksistensi dari penghayat dan masyarakat adat bisa lebih terlihat ke permukaan. Dari kegiatan ini, ada dua yang kami dapat, pengetahuan dalam merencanakan kegiatan tahapannya seperti apa saja dan juga termasuk perencanaan biayayanya. Pengetahuan ini bisa nanti diterapkan dalam masyarakat, baik organisasi maupun komunitas penghayat dan masyarakat adat. Nah ini untuk mendapatkan bantuan lewat pengajuan-pengajuan. Bantuan seperti ini tidak hanya Kemdikbud. Yang terpenting aktif membuka medsos dan melihat informasi yang dibagikan,” jelas Sjamsul.
Dia menutup pernyataan dengan berharap supaya organisasi penghayat kepercayaan dan masyarakat adat di Nusantara ini boleh semakin sukses dan terus menampakan diri kepada masyarakat lewat kegiatan-kegiatan kebudayaan dan tradisi kepercayaan luhur.
“Dari seluruh organisasi penghayat dan masyarakat adat sekiranya lebih sukses, eksis menampakan diri dalam pembangunan nasional khususnya dibidang kebudayaan. Selain itu, ruang-ruang yang sudah tersedia ini dimanfaatkan misalnya di pemerintah daerah dalan lain sebagainya digunakan sebagaimana mestinya. Eksistensi ini tunjukan bahwa kita ini penghayat. Karena pemerintah sudah mengakui dan memberikan pelayanan yang sama dengan yang lain,” tutup Direktur Sjamsul.
Melva Kembuaan perwakilan BPAN mendapat kesempatan menyampaikan pengalamannya selama tiga hari berjalan ini. Di hadapan ratusan peserta, dia menyebutkan pengalaman yang penting dan tak bisa dilupakan mengikuti acara ini.
“Ini adalah pengalaman yang tak bisa dilupankan apalagi pengetahuan-pengetahuan yang diberikan dalam workshop ini memang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi. Ini juga mengajarkan kita bagaimana bertanggung jawab dalam suatu pekerjaan,” ucap pemeran Maria dalam pementasan teater yang berjudul Maria Walanda Maramis.(nli)